Mengenal Situs Penyebar Dokumen Rahasia Negara!


sedang jadi perbincangan hangat. Situs yang mendedikasikan dirinya sebagai “ember” itu, lagi-lagi, merilis sejumlah dokumen rahasia. Kali ini, wikileaks.org mempublikasikan dokumen-dokumen kawat diplomatik yang bersumber dari 274 kedutaan besar Amerika Serikat di berbagai belahan dunia, termasuk dari Departemen Luar Negeri AS. Sejak Wikileaks merilis kawat-kawat rahasia itu, media sedunia berpesta pora memberitakannya. Berita-berita seksi bertaburan. Misalnya soal Belanda yang menyimpan nuklir titipan Amerika Serikat; Raja Arab Saudi meminta AS menyerang Iran; pendapat dan prediksi negarawan senior Singapura Lee Kwan Yew tentang Korea dan masa depannya; dan lain-lain. Tak kurang Menteri Luar Negeri AS Hillary Clinton kebakaran jenggot (meski tentu ia tak berjenggot), dan mengecam pembocoran dokumen-dokumen itu. Siapa dibalik WikiLeaks adalah pertanyaan besar?
WikiLeaks adalah sebuah situs yang khusus memposting dokumen-dokumen rahasia. Situs ini tidak menerima kontribusi dana dari pemerintah manapun, guna manjaga integritasnya.
wikiLeaks adalah organisasi nirlaba yang didanai juru kampanye hak asasi manusia, wartawan investigasi, teknologi dan masyarakat umum,” kata wikiLeaks.
Tetapi siapa yang mengelola WikiLeaks?
Wajah yang paling umum terlihat adalah seorang pria yang dikenal dengan nama Julian Assange. Pria berambut putih ini adalah warga Australia yang kini menetap di Afrika Timur.

“Orang tuanya mengelola sebuah perusahaan tur theater. Assange mengaku pernah bersekolah di 37 sekolah dan 6 universitas di Australia,” lapor koran Sydney Morning Herald, mengutip wawancara e-mail dengan Assange.
Lebih lanjut Assange tetap merahasiakan detail dirinya kepada publik, termasuk usianya. tetapi dari penelusuran, Assange pernah dinyatakan bersalah atas serangan hacker terhadap intelejen AS dan penerbitan majalah yang menginpirasikan orang untuk melawan Persemakmuran.
Siapapun Assange atau orang lain dibalik WikiLeaks Satu hal yang pasti, situs ini telah memberikan informasi rahasia yang selama ini ditutupi. Tanpa memandang benar atau salah cara WikiLeaks mendapatkan informasi ini, tetapi terbukti informasi yang disebarkan dengan cepat menjadi perbincangan dan mampu membuat negara adidaya seperi AS kebakaran jengot.
Teknologi Dibalik wikileaks
Sebelum dibuka kepada orang banyak dua surat kabar ternama, New York Times dan The Guardian, serta majalah Jerman Der Spiegel mendapat akses terlebih dahulu. Ketiga media tersebut kemudian menuliskan laporan berdasarkan dokumen yang dibocorkan tersebut. Wikileaks juga telah mempublikasikan video tentang perang di Irak sebelum membuka dokumen tentang Perang Afganistan.
Meskipun banyak perhatian yang diberikanterhadap dokumen bocoran yang menyangkut tentara AS, sebenarnya Wikileaks tidak hanya memberikan perhatian kepada negara Paman Sam itu saja. Dokumen tentang negara-negara lain juga dapat ditemukan di situsnya, termasuk tentang Indonesia. Dokumen Wikileaks tentang Indonesia berkisar dari analisis intelijen US Marines, analisis tentang masalah Lumpur Sidoarjo/Lumpur Lapindo, analisis Congressional Research Services tentang berbagai topik Indonesia, antara lain tentang gerakan separatis dan terorisme di Indonesia.
Apa yang digunakan?
image Meskipun nama dan tampilannya mirip dengan situs Wikipedia, Wikileaks sebenarnya sangat berbeda dengan situs ensiklopedi bebas tersebut. Misalnya dalam masalah kebijakan publikasi, Wikileaks jauh lebih ketat dibandingkan Wikipedia yang membebaskan siapa saja untuk mengirim dan menulis artikel.
Wikileaks bertindak sebagai wartawan, dan GoMBANc Nan Cengka Kontributor Bisnis Indonesiakontributor dokumen diperlakukan sebagai sumber. Hukum Swedia, negara tempat situs Wikileaks berada, melarang investigasi terhadap sumber jurnalis. Selain itu di Swedia bila wartawan membocorkan identitas sumber, dia dapat dituntut karena telah melakukan tindak kriminal.
Selain perlindungan hukum Wikileaks juga mendayagunakan teknologi untuk melindungi sumber dan personelnya. Ini cukup menarik pula untuk dilihat. Pada intinya, Wikileaks memanfaatkan proses dan teknologi informasi untuk menjamin kerahasiaan dan keanoniman. Pada saat pengiriman dokumen, sumber Wikileaks dapat memanfaatkan situ https//sunshinepress.org.
Untuk berkomunikasi langsung dengan personel Wikileaks, situs ini juga menyediakan saluran chat yang juga terenkripsi untuk mencegah penyadapan. Karena tidak dapat disadap, komunikasi dapat dilakukan dengan aman. Saluran chat ini dapat dibuka lewat browser di https//chat. wikileaks.org/
Selain lewat Internet, wikileaks juga menerima kiriman lewat pos. Namun karena jauh lebih beresiko, cara ini tidak dianjurkan. Wikileaks misalnya menganjurkan agar mengirim dari tempat yang tidak terpantau oleh kamera video.
Bisa diperkirakan, tidak semua orang senang akan Wikileaks. Menurut situs Wikileaks, China misalnya sejak tahun 2007 telah memblokir situs ini sehingga tidak dapat diakses dari dalam negara itu. Namun blokir ke akses berkas-berkas Wikileaks ini dapat dengan mudah diakali dengan mirroring, atau situs cermin yang menyalin isi Wikileaks.
Situs-situs cermin ini jugalah yang tetap menyediakan akses ketika Wikileaks sempat terpaksa nonaktif karena kehabisan dana. Karena teknologi modern memungkinkan menyalin berkas digital memang memudahkan orang untuk menghindari blokir dan sensor.
Ratusan Domain Wikileaks
Ada anekdot berbasis fakta yang menggelitik soal kebebasan informasi di internet. Jika pemerintah di negeri-negeri Komunis macam Tiongkok atau Korea Utara tidak suka pada situs tertentu, maka mereka akan memblokirnya supaya tidak bisa diakses warga.
Namun di Barat, terutama Amerika Serikat, pemerintah malah menghancurkannya. Faktanya, dikeroyok bukan hanya oleh lembaga pemerintah, melainkan juga korporasi-korporasi AS yang semula digunakan jasanya oleh situs tersebut.
Misalnya, alamat WikiLeaks.Org dihapus permanen oleh penyedianya, EveryDNS.net setelah WikiLeaks.org menjadi sasaran “serangan yang menghalangi akses (DDoS)”.
“Serangan-serangan itu, dan juga serangan selanjutnya, akan mengancam stabilitas prasarana EveryDNS.net yang menyediakan akses bagi hampir 500.000 situs lainnya,” dalihnya.
Segera sesudah itu, pendiri WikiLeaks, Julian Assange, dan timnya menyewa tiga domain baru di Eropa: WikiLeaks.de (Jerman), WikiLeaks.fi (Finlandia), dan WikiLeaks.nl (Belanda).
Perkembangan terakhir, ternyata di luar ketiga domain itu masih banyak lagi mirror domain sebagai cadangan bagi basis data WikiLeaks. Ratusan mirror domain itu agaknya dikerjakan secara sukarela oleh para penyokong kebebasan informasi.
Berikut adalah beberapa domain WikiLeaks:
wikileaks.as50620.net
wikileaks.tard.is


wikileaks.enzym.su

freeus.jsdev.org
wikileaks.cellue.de
wl.opsec.eu ipv6

wl.donatepl0x.com
wikileaks.challet.eu
wikileaks.kister.org

wikileaks.ptitlu.org
wikileaks.rolisteam.org
wl.gernox.de

wikileaks.morningtime.com
wikileaks.renout.nl
wikileaks.fdn.fr

wikileaks.gonte.se
wikileaks.kaptenkong.se
wikileaksmirror.proxelsus-hosting.de ipv6

Selengkapnya bisa di lihat di sini :
Baca Juga Artikel Menarik Lainnya :

0 komentar:

Posting Komentar

Tolong Berikan Komentar Anda Untuk Lebih Memajukan Blog Ini.

Terimakasih ^_^ Telah Berkunjung ^_^ Di Blog Ini ^_^ Semoga Ilmu Yang Anda Dapat Bisa Bermanfaat ^_^

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...

Search Key

G-KOM adalah blog yang saya buat untuk membagi ilmu kepada orang-orang yang ingin belajar ilmu komputer baik itu ilmu programing, Tips-tips seputar komputer, sampai pegetahuan tentang tokoh-tokoh komputer dunia. Di sini juga ada Free Download yang mungkin bisa membantu anda dalam memahami lebih jauh lagi tentang Dunia komputer, dan saya harap dengan adanya blog ini anda bisa terbantu dalam mencari informasi seputar perkembangan komputer.
Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More